Ketrampilan teknis memberikan pertolongan pertama pada kondisi gawat darurat medis sangat perlu diketahui, dipahami, dan dikuasai oleh semua kalangan. Bantuan Hidup Dasar harus dimiliki semua lapisan masyarakat, ungkap Ketua PP PERKI Dr. Radityo Prakoso, Sp.JP.
Kemampuan menolong ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hakekat hidup sebagai makhluk sosial. Meskipun data mengenai kejadian henti jantung mendadak terbatas, terutama di negara-negara berpendapatan rendah-menengah, kejadian henti jantung secara global dilaporkan mencapai 100 kasus per 100.000 orang per tahun. Sekitar dua juta kasus henti jantung dilaporkan setiap tahun di seluruh dunia. Tingginya insiden dan mortalitas serta morbiditas yang terkait menjadikan henti jantung mendadak sebagai masalah kesehatan masyarakat global yang utama.
Bantuan Hidup Dasar adalah pertolongan pertama yang dilakukan pada seseorang yang mengalami henti jantung dan/atau henti napas sebelum ditangani oleh tenaga medis atau rumah sakit. Serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan/atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan/atau henti jantung.
SIGAP DAN TANGGAP
Rantai kelangsungan hidup dalam bantuan hidup dasar diawali dengan kesigapan mengenali kondisi korban dan memperhatikan keadaan sekitar dalam keadaan aman. Aman diri, aman korban, aman lingkungan. Segera pastikan bahwa Anda dan korban berada pada posisi ataupun tempat yang aman. Jangan sampai membahayakan diri sendiri ataupun orang lain ketika hendak memberikan pertolongan. Jangan lupa agar meletakkan tubuh korban di permukaan keras sekaligus rata, serta tidak terlalu banyak kerumunan orang agar penolong dan korban dapat sama-sama menghirup oksigen lebih baik.
Pastikan korban benar-benar tidak memberikan respons. Penolong dapat melakukan dengan cara berteriak, menepuk-nepuk, menggoyangkan bahu korban. Bila masih tidak memberikan respons, penolong dapat memberikan rangsangan rasa nyeri pada korban. Penolong juga harus memastikan pernapasan korban. Jika korban bernapas terengah-engah tidak teratur, bahkan tidak bernapas, penolong harus mengasumsikan bahwa korban mengalami henti jantung. Bila korban tidak bergerak atau tidak berespons terhadap rangsangan, bahkan penolong menyaksikan langsung korban jatuh dan terkapar, maka tindakan pertama dari bantuan hidup dasar harus segera dilakukan.
Sigap mengenali kejadian henti jantung, segera tanggap dengan minta bantuan sekitar atau mengaktifkan tim reaksi cepat yang tersedia. Jangan menyalahkan orang yang berteriak-teriak meminta bantuan, karena meminta bantuan juga termasuk dalam langkah bantuan hidup dasar. Namun, tetap tenang. Pastikan yang berteriak minta bantuan tidak panik, karena panik dapat memicu seseorang gegabah dalam mengambil tindakan. Setelah pemeriksaan nadi, segera lanjutkan dengan tindakan kompresi jantung. Semakin dini tindakan resusitasi dilakukan, angka keberhasilan semakin tinggi. Keterlambatan satu menit memiliki angka keberhasilan 98%, keterlambatan sepuluh menit memiliki angka keberhasilan 1%.
[DK]